Please stay up to date with our latest broadcast and news about
product and events.
![]()
Sejarah EDM Berawal dari penemuan efek erosif dari arus listrik oleh Joseph Priestley tahun 1770, teknologi mesin EDM kemudian dikembangan tahun 1943 oleh ilmuan Russia Butinzky dan Lazarenko, yang mengontrol efek erosif dari aliran listrik menggunakan cairan non konduktif, yang sekarang dikenal sebagai Dielectric, penemuan tersebut kemudian menjadi mesin EDM pertama.
Cara Kerja EDM Ada beberapa teori tentang cara kerja mesin EDM, namun sebagian besar lebih memilih model termoelectric.
Mesin EDM bekerja dengan cara menghubungan dua material yang sama sama dapat daliri listrik. Salah satunya adalah elektrode (pemotong), elektrode kemudian diturunkan ke dalam minyak isolasi, yang sekarang dikenal sebagai dielectric, perbedaan potensial listrik menyebabkan pembentukan partikel bermuatan, memperbolehkan tegangan listrik bergerak dari elektrode ke objek yang dikerjakan. Adanya graphite dan partikel logam juga membantu mengionisasi minyak sehingga tegangan listrik bisa terbawa secara langsung. Tegangan listrik terkuat akan terjadi di titik terdekat antara elektrode dan objek yang dikerjakan. Terlihat di grafik, bahwa arus tetap nol, tetapi tegangan tetap meningkat.
Perkembangan Penggunaan EDM
Perkembangan teknologi EDM juga telah membuat EDM dapat mengerjakan bentuk tipis dengan kawat, memperbolehkan mesin EDM untuk membelah ketinggian hingga 16 inchi (sekitar 400 mm), dengan kelurusan ± 0,0005 inchi (± 0,0125 mm) tiap sisi.
Kemajuan ini membuat proses pembuatan komponen dengan EDM menjadi proses pertama, dan bukan proses terakhir, kemajuan EDM juga membawa perubahan kepada perusahaan yang sebelumnya sudah menggunakan EDM. Perubahan perubahan tersebut adalah:
First Machinery Trade Co (FMTC) adalah distributor, agen dan supplier mesin CNC EDM dari First Class Brand & Quality merek Sodick (Japan) dan Chmer (Taiwan) di Indonesia. RECOMMENDED POSTS
|
Recent posts
Categories
|